Permasalahan pembayaran gaji guru honorer sampai sekarang masih
menjadi permasalahan, karena belum adanya aturan serta anggaran yang
jelas. Oleh karena itu sudah sepantasnya Gaji Guru Honorer dianggarkan
juga.
Kekurangan
anggaran untuk membayar honor guru non PNS di Provinsi Jambi mendapat
tanggapan dari pihak DPRD Provinsi Jambi. Pemerintah Provinsi Jambi
diminta untuk mencarikan dana dari sumber yang sah, untuk menutupi
kekurangan anggaran senilai Rp 12 Miliar tersebut.
Bustami
Yahya, Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Jambi mengatakan tidak ada alasan
Pemerintah tidak memiliki anggaran untuk membayar honor guru.
Menurutnya, ini memang dampak dari peralihan wewenang SMA/SMK dari
Kabupaten/Kota ke Provinsi. Dimana, dari amanat Undang-undang, semua
tanggung ajwab SMA/SMK dilimpahkan ke Pemprov. Namun, pemerintah pusat
tidak akan mengakomodir tenaga non PNS seperti tenaga PNS di SMA/SMK.
"Dulu tenaga honor mendapat gaji dari APBD Kabupaten/Kota. Sekarang
harus dari Pemprov Jambi," katanya.
Untuk
itu, Pemprov Jambi haru mencarikan dana untuk menutupi defisit anggaran
tersebut. Dia mengatakan, jangan sampai ketika wewenang berpindah
keProvinsi, kehidupan tenaga honorer tidak semakin baik. "Seharusnya
meeka lebih sejahtera, bukan malah semakin buruk. Mereka menggantungkan
biaya hidup ke honor tersebut," katanya.
Kedepannya,
Pemprov Jambi diminta untuk bersinergi dan berkoordinasi dengan
Pemkab/Pemkot. Meniru apa yang telah dijalankan oleh Provinsi lain, ada
dana sharing dari Kabupaten/Kota untuk membayar honor guru.
"Seperti
di Sumatra Utara, tidak ada masalah. Ada anggaran dari Kabupaten,
digabungkan dengan anggaran dari Pemprov untuk membayar gaji guru honor.
Tapi ini tentu baru bisa dilaksanakan tahun depan, kalau tahun ini
sudah telat, sudah ketok palu," katanya.
Senada
dengan itu, Ketua Pengurus Besar PGRI Koordinator Wilayah (Korwil)
Jambi, Didi Suprijadi menegaskan, Pemerintah Provinsi Jambi harus bisa
menutupi kekurangan anggaran tersebut. Ia menjelaskan bahwa guru honorer
saat ini harus diberdayakan dengan baik. Mengingat masih banyak
kekurangan jumlah guru di beberapa wilayah di Provinsi Jambi.
"Kini
guru PNS masih bertumpuk dibeberapa tempat, akibatnya sebagian masih
banyak kekurangan guru. Guru honorer inilah dimanfaatkan dengan baik,"
katanya.
Ia berharap permasalahan ini
tidak berbuntut panjang. Karena bisa saja akan mengganggu aktifitas guru
honorer ketika mengajar. "Jangan sampai proses belajar memgajar
terganggu. Bukan sedikit jumlahnya," ungkapnya.
Sebelumnya,
Plt Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jambi Agus Herianto mengaku bahwa
ada kekurangan sebesar Rp 12 miliar untuk pembayaran tenaga honorer. Ini
diakibatkan data jumlah guru honor saat ini lebih banyak dari data yang
masuk saat penyerahan P3D SMA/SMK dari Kabupaten/Kota ke Provinsi
Oktober 2016 lalu.
(Sumber)
Demikian informasi yang kami sampaikan semoga menambah wawasan kita bersama. terima kasih.
Post A Comment:
0 comments: