Selamat malam sobat beritapns.com, berikut kami sajikan berita
yang sangat sobat tunggu-tunggu yaitu pemerintah mulai salurkan DAU yang
ditunda beberapa bulan yang lalu.
Kementerian Keuangan
(Kemenkeu) telah menyalurkan sebagian Dana Alokasi Umum (DAU) yang
sebelumnya sempat ditunda. Dari Rp 19,4 triliun alokasi DAU periode
September-Desember 2016 yang ditunda, Rp 4,85 triliun telah disalurkan
pada November ini. Sisanya, Rp 4,85 triliun akan disalurkan pada
Desember 2016 dan Rp 9,7 triliun lainnya akan disalurkan pada Januari
2017.
Direktur
Jenderal (Dirjen) Perimbangan Keuangan Kemenkeu Boediarso Teguh Widodo
menyatakan, penyaluran kembali DAU yang tertunda pada Januari tahun
depan juga sudah disetujui dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) 2017. "Kami berkomitmen membayar seluruh DAU (yang tertunda) pada
Januari 2017. Itu pasti karena tahun anggaran 2017 sudah ada cashflow
pembayaran untuk prioritas, yakni seluruh DAU. Kami juga mau memberikan
kepastian supaya daerah bisa melaksanakan APBD 2017," kata dia kepada Investor Daily di Jakarta, Rabu (16/11).
Per
Oktober lalu, Boediarso mengungkapkan, penyaluran DAU untuk tahun ini
telah mencapai Rp 343,3 triliun atau 89,10% dari pagu sebesar Rp 385,4
triliun. Realisasi ini dicapai seiring penundaan penyaluran DAU sebesar
Rp 9,7 triliun untuk 169 daerah pada penyaluran September dan Oktober.
Untuk November dan Desember, DAU disalurkan penuh sebesar 1/12 dari pagu
atau tidak ada penundaan. Menurut dia, DAU tersebut sempat ditunda
karena pemerintah melakukan pemotongan anggaran belanja tahap-II dengan
total Rp 137,6 triliun pada 2016.
Boediarso
menambahkan, penyaluran transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) per 31
Oktober 2016 mencapai Rp 598,1 triliun, atau 77,04% dari pagu alokasi Rp
776,3 triliun. Realisasi ini lebih tinggi Rp 43,8 triliun dari
realisasinya pada periode yang sama 2015 yang sebesar Rp 554,2 triliun.
Secara
persentase, jelas Boediarso, masih lebih rendah dari lalu yang 83,4%,
lantaran beberapa hal seperti lebih rendahnya pagu DBH (dana bagi hasil)
dalam APBN-P 2016 dan karena pelaksanaan penyaluran kurang bayar DBH
yang telah dianggarkan dalam APBN-P TA 2016 baru dilakukan pada November
2016. Kemudian, itu juga dikarenakan rendahnya dana alokasi khusus
(DAK) Fisik, karena belum optimalnya penyaluran DAK Fisik yang berbasis
pada kinerja penyerapan di daerah, dan DAK Nonfisik.
"Untuk
DAK Nonfisik, itu disebabkan adanya penghematan penyaluran DAK
Nonfisik, terutama dari tunjangan profesi guru (TPG), karena
penyalurannya disesuaikan dengan kebutuhan riil pembayaran TPG, dengan
mengoptimalkan sisa TPG yang masih terdapat di kas daerah tahun
sebelumnya," papar dia.
Realisasi TKDD
Realisasi TKDD tersebut terdiri atas transfer ke daerah (TKD) sebesar Rp 556,6 triliun atau 76,32% dari pagu sebesar Rp 729,3 triliun. Ini lebih besar Rp 18,99 triliun dari tahun lalu yang sebesar Rp 537,6 triliun.
Realisasi TKDD tersebut terdiri atas transfer ke daerah (TKD) sebesar Rp 556,6 triliun atau 76,32% dari pagu sebesar Rp 729,3 triliun. Ini lebih besar Rp 18,99 triliun dari tahun lalu yang sebesar Rp 537,6 triliun.
Transfer
ke daerah ini terdiri dari dana perimbangan sebesar Rp 538,1 triliun
(76,28% dari pagu sebesar Rp 705,5 triliun) yang meliputi dana transfer
umum (DTU) sebesar Rp 409,4 triliun (82,79% dari pagu Rp 494,5 triliun)
dan dana transfer khusus (DTK) sebesar Rp 128,8 triliun (61,02% dari
pagu sebesar Rp 211 triliun), dana insentif daerah (DID) sebesar Rp 5
triliun serta dana otonomi khuaus dan keistimewaan DI Yogyakarta Rp 13,5
triliun (71,54% dari pagu sebesar Rp 18,8 triliun).
DTU
sendiri rinciannya DAU sebesar Rp 343,3 triliun (89,10% dari pagu
sebesar Rp 385,4 triliun) dan dana bagi hasil (DBH) Rp 66,1 triliun
(60,54% dari pagu sebesar Rp 109,1 triliun). Sementara DTK rinciannya
DAK nonfisik sebesar Rp 87,7 triliun (72,33% dari pagu sebesar Rp 121,2
triliun) dan DAK fisik sebesar Rp 41,1 triliun (45,75% dari pagu sebesar
Rp 89,8 triliun.
Adapun penyaluran dana desa per
Oktober mencapai Rp 41,5 triliun (88,26% dari pagu sebesar Rp 46,98
triliun). Secara persentase, realisasi tersebut lebih tinggi 8,26%
dibandingkan realisasinya tahun lalu sebesar 80%.
Sumber: beritasatu.com
Post A Comment:
0 comments: