Meskipun tidak ada pengangkatan Honorer K2 tanpa tes,
rekan-rekan guru jangan pesimis dulu, peluang jadi pns masih terbuka
karena mau tidak mau pemerintah harus angkat PNS baru dari Honorer
karena akan banyak honorer yang pensiun.
Gelombang
pensiun guru PNS dalam jumlah besar bakal terjadi dalam kurun2017 –
2021. Data dari Kementerian Pendidikan menyebutkan total yang pensiun
mencapai 295 ribu orang lebih.
Kondisi ini menjadi peluang bagi tenaga honorer untuk ''naik kelas'' jadi guru PNS.
Untuk
mencari solusi pengisian kekosongan guru PNS itu, Kemendikbud segera
berkoordinasi lintas kementerian. Diantaranya dengan Kementerian PAN-RB,
Kemendagri, Kemenkeu, dan Kemenag.
Sekretaris Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbud Nurzaman seperti dikuti dari jpnn.com mengatakan, kekosongan guru PNS itu tidak bisa diisi hanya dari rekrutmen guru garis depan (GGD).
''GGD
itu kan untuk mengisi kekosongan guru di daerah terpencil dan terluar.
Sedangkan yang pensiun tidak hanya di daerah terpencil,'' jelasnya di
Jakarta kemarin (17/10).
Selain itu dari sisi jumlah, kuota GGD juga tidak sebanding dengan jumlah guru PNS yang pensiun.
Contohnya tahun ini kuota guru PNS melalui GGD berjumlah tujuh ribu kursi, namun terisi 6.296 orang guru.
Sedangkan
jumlah guru PNS yang pensiun 2017 mencapai 38.829 orang. Sementara
tahun depan guru PNS yang pensiun berjumlah 51.458 orang, sedangkan
kuota GGD-nya hanya 2.086 orang.
Nurjaman
mengatakan teknis rekrutmen guru PNS belum bisa disampaikan. Sebab
pembahasan lintas kementerian masih belum dilaksanakan.
Namun
dia mengatakan ada kesempatan bagi para guru honorer untuk menjadi PNS.
Dengan catatan guru honorer itu memenuhi syarat menjadi guru PNS. Di
antaranya minimal berijazah S1 atau Diploma IV.
''Syarat untuk jadi PNS itu sudah ditetapkan Kementerian PAN-RB. Bukan kewenangan Kemendikbud,'' jelasnya.
Namun selama memenuhi syarat, dia mengatakan sangat memungkinkan bagi guru honorer untuk menjadi PNS.
Ketua
Umum Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Unifah Rosyidi
menjelaskan pemerintah pusat harus secepatnya membuat analisis kebutuhan
riil guru di lapangan.
"Analisis kebutuhannya harus per satuan pendidikan,'' katanya. Sehingga kebutuhan guru bisa tergambarkan lebih detail.
Unifah
menuturkan selama ini pemerintah menyebut rasio guru di Indonesia sudah
ideal. Ternyata dalam menghitung rasio tersebut, juga diikutsertakan
para guru honorer.
Menurutnya pola menghitung seperti itu tidak fair. Perhitungan rasio guru dengan siswa seharusnya hanya menghitung guru PNS
Dia berharap untuk pengisian kekosongan guru PNS akibat pensiun itu memprioritaskan guru honorer.
Sebab
guru honorer banyak yang sudah puluhan tahun membantu pemerintah
menambal kebutuhan guru di sekolah negeri. ''Guru honorer jangan seperti
habis manis sepah dibuang,'' tutur Unifah.
Terkait
dengan pola rekrutmen GGD Unifah menuturkan mulai muncul penolakan. Dia
berharap Kemendikbud tidak menerjunkan 100 persen guru PNS baru untuk
daerah terpencil.
Sebaiknya juga mengakomodasi guru-guru honorer yang sudah lama mengabdi di daerah terpencil.
Perkara ada yang belum sarjana, kewajiban pemerintah pusat atau daerah untuk menyekolahkan dahulu. (wan)
Data Pensiun Guru PNS 2018
(5 Pemprov dan 5 Pemkab/Pemkot Terbanyak)
1. Pemprov DKI Jakarta : 2.328 orang
2. Pemprov Jawa Barat : 874
3. Pemprov Jawa Timur : 817
4. Pemprov Jawa Tengah : 781
5. Pemprov Sulawesi Selatan : 525
1. Pemkot Palembang : 614 orang
2. Pemkab Malang : 612
3. Pemkot Bandung : 548
4. Pemkab Jember : 540
5. Pemkab Bandung : 537
Jumlah Guru PNS Pensiun 2017-2021
2017 : 38.829 orang
2018 : 51.458
2019 : 62.759
2020 : 72.976
2021 : 69.757
Total : 295.779 orang
Sumber: Badan Kepegawaian Nasional dan Kemendikbud
Post A Comment:
0 comments: