Pengalihan kepengurusan SMA dari Kabupaten/Kota ke Provinsi
menjadi polemik di berbagai daerah di tanah air, pasalnya Guru Honorer
menjadi korban karena Pemerintah Provinsi masih menggantungkan nasip
Mereka. Berikut bukti nyata Guru Honorer SMA yang menjadi korban
Pengalihan kepengurusan SMA ke Provinsi
ilustrasi |
Nasib
tenaga guru honorer tingkat SMA/sederajat di masing-masing kabupaten
kota di Maluku Utara (Malut) bakal tak tahu rimbanya. Pasalnya, pada
Oktober nanti SMA/sederajat akan diambil alih Pemprov Malut, termasuk
tenaga guru yang berstatus PNS. Sementara yang berstatus honorer belum
diputuskan.
Terkait itu, Gubernur Malut Abd Ghani Kasuba masih melakukan koordinasi dengan Kemendagri dan Kemendikbud.
"Sementara
masih koordinasi. Sebab kalau seluruhnya menjadi tanggungjawab
Provinsi, anggarannya tidak akan cukup," kata Gubernur kepada Malut Post
di sela acara pencanangan gerakan bersih pantai dan pelepasan anak
penyu, di pantai Tobololo, Kota Ternate, Kamis (22/9).
Orang
nomor satu di Pemprov Malut itu mengaku Dinas Pendidikan masih
berkonsultasi dengan Kemendagri dan Kemendikbud. Sebab, di satu sisi
kebijakan penyerahan hanya dikhususkan tenaga PNS.
"Solusinya
masih dibicarakan, tapi akan diupayakan agar mereka tetap diakomudir,"
katanya tanpa menjelaskan secara gambalang solusi yang akan dilakukan
nanti.
Terpisah, Ketua Komisi IV
DPRD Malut Amin Drakel, meminta agar gubernur selain berkonsultasi
dengan pihak pemerintah pusat, juga membangun kesepakatan dengan
pemerintah kabupaten kota.
"Agar beban tenaga honorer tidak sepenuhnya ditanggung Pemprov," ujarnya.
Sebab
kata dia, kebijakan pengangkatan tenaga honorer ini diputuskan melalui
peraturan daerah (perda) di masing-masing kabupaten kota.
"Buatlah
kesepakatan agar tanggung jawab honorer tetap dibayarkan kabupaten kota
dengan dasar Perda. Sehingga tenaga honor ini juga tetap terpakai,"
sarannya dilansir Malut Post (JPNN Group).
Sementara
Kepala Dinas Pendidikan dan pengajaran Imran Jakub saat dihubungi untuk
dimintai konfirmasi terkait berapa jumlah tenaga honorer guru, belum
berhasil. Bahkan, empat nomor ponselnya di luar jangkauan.
Sumber: jpnn.com
Demikian informasi yang kami sampaikan semoga ada manfaatnya Terima kasih.
Post A Comment:
0 comments: