Selamat pagi sobat guru semua, sungguh memperihatinkan nasip para
guru honorer saat ini, dimana mereka hanya digaji sangat tidak layak dan
masih jauh dari gaji seorang buruh kasar sekalipun.
gambar ilustrasi |
Para
guru honorer di perbatasan mengadukan nasibnya pada Pemerintah
Kabupaten Nunukan. Mereka mengeluhkan minimnya kesejahteraan yang
diterima.
Para pahlawan tanpa tanda jasa itu
menginginkan gajinya disamakan dengan honorer yang bertugas di Satuan
Perangkat Kerja Daerah (SKPD) Pemkab Nunukan.
Salah
satu guru honorer yang enggan disebutkan namanya mengaku diangkat
berdasarkan Surat Keputusan (SK) Bupati Nunukan. Karenanya, dia merasa
sejajar dengan honorer yang bertugas di SKPD Pemkab Nunukan.
"SK
kami dari bupati, tapi gaji bukan dari bupati. SK tersebut digunakan
untuk apa sebenarnya? Apakah hanya untuk diakui sebagai guru di
Nunukan," katanya seperti dilansir laman Radar Tarakan, Selasa (30/8).
Menurutnya,
upah guru honorer di perbatasan sangat memprihatinkan karena hanya
dibayar sesuai jam mengajar. Bahkan ada sekolah yang membayar gaji guru
honorer hanya Rp 5 ribu per jam.
Alhasil, para guru
honorer tidak pernah menikmati hasil tiap bulan. Terkadang hal ini
membuat para guru honorer harus melakukan banyak pinjaman. Sebab,
terkadang gajinya dibayar tiap tiga atau lima bulan sekali.
"Bayangkan
jika gajinya tidak sampai Rp 500 ribu, lalu tidak dibayar tiap bulan,
para guru honorer mau belanja gunakan apa?" ujarnya.
Sementara,
Sekretaris Kabupaten (Setkab) Nunukan Tommy Harun mengatakan, upah guru
honorer tidak dapat dianggarkan Pemkab Nunukan. Sebab, hal itu telah
dianggarkan dari BOS daerah, provinsi maupun pusat.
"Upah guru honorer ini telah disiapkan, namun bukan dari Pemkab Nunukan melainkan dari pusat," kata Tommy.(jpnn)
Semoga
pemerintah semakin memperhatikan nasip Guru, karena Guru di indonesia
benar-benar tidak diperhatikan, khususnya Guru Honorer
Post A Comment:
0 comments: