Perjuangan guru tidak tetap (GTT) dan guru honorer di wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal) menjadi CPNS masih panjang.
Walaupun
sudah ada instruksi presiden untuk memprioritaskan GTT dan guru honorer
dalam rekrutmen CPNS 2018, tapi tidak semudah itu.
Menurut Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Bima Haria Wibisa, prosedur pengangkatan CPNS tidak boleh langsung.
Ada banyak prosedur yang harus dilewati, di antaranya lolos tes, umur mencukupi, ada formasi jabatan, dan syarat teknis lainnya.
"Jadi
nggak bisa langsung main angkat. Saya lebih setuju mereka (GTT dan guru
honorer) diangkat dengan formasi pegawai pemerintah dengan perjanjian
kerja (P3K) dan kontrak dengan sekolah itu. Jika mereka pindah akan
putus kontraknya," kata Bima kepada JPNN, Minggu (3/12).
Mengenai kekurangan guru, lanjut Bima, tentunya harus diinventarisasi mana sekolah yang membutuhkan dan mana yang tidak.
Dari
sekolah yang kekurangan itu kemudian dilihat dari database guru honorer
mana yang sudah mengabdi lama (puluhan tahun) dan lokasinya di 3T.
Kemudian mereka akan dites ulang untuk memastikan kualifikasi dan kompetensinya memadai.
"Jadi hanya terbatas sekolah yang masuk kriteria itu yang akan diberikan formasi," tegasnya.
Pada 2013, sekira 600-an ribu honorer K2 telah dites CPNS. Dari jumlah itu, diambil 270 ribu orang.
Namun, karena ada yang bodong, 30 ribu peserta akhirnya dianulir.
Bima mengungkapkan, setiap rekrutmen harus melalui tes, termasuk yang sudah pernah ikut pada 2013.
"Kalau
mau diangkat jadi aparatur sipil negara (ASN) ya harus tes lagi.
Undang-undang tidak memperbolehkan pengangkatan langsung," tegasnya.
Sumber: jpnn.com
Demikian
informasi mengenai pengangkatan Guru Honorer jadi cpns yang mendapat
penolakan dari BKN. Lalu seperti apa perkembangannya akan kami update
lagi..
Post A Comment:
0 comments: