Pak guru Dasrul tak pernah membayangkan dirinya bakal
cacat seumur hidup. Guru SMKN 2 Makassar ini mengalami pergeseran tulang
hidung akibat penganiayaan yang dilakukan Adnan Ahmad, orang tua
siswanya.
Kondisi terakhir guru Dasrul
Setelah
beberapa hari menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Bhayangkara,
guru yang dikenal penyabar itu akhirnya menjalani operasi, Minggu (14/8)
pukul 00.00 Wita.
Operasi dilakukan tim
dokter spesialis anatomi, yang terdiri dari dokter THT (telinga, hidung
dan tenggorokan), ahli bedah plastik dan dokter umum. Jalannya operasi
berlangsung selama lebih dari satu jam.
"Operasi
dilakukan pada bagian hidung. Akibat pemukulan yang dialami klien kami,
terjadi pendarahan hebat karena ada pergeseran di tulang hidungnya. Itu
terkena pukulan benda tumpul yang dilakukan tersangka Adnan," ungkap
Azis Pangeran, kuasa hukum Dasrul, kemarin.
Menurut
Azis, secara kasat mata, pergeseran tulang hidung Dasrul tidak
kelihatan. Namun dari hasil rontgen, sangat jelas terlihat letak tulang
hidung yang bergeser itu.
"Kasihan klien
kami itu, karena bisa cacat seumur hidup akibat tulang hidungnya yang
bergeser. Kami belum mengetahui informasi terbaru dari tim dokter yang
menangani korban saat dilakukan operasi," jelas Azis.
Usai
menjalani operasi, hingga kemarin, Dasrul masih menjalani perawatan
intensif di Ruang Merak 2 RS Bhayangkara. Kondisinya masih sangat lemas.
Alat bantu pernafasan masih terpasang di hidungnya. Tabung oksigen
terlihat berdiri di samping tempat tidurnya.
Terkait
proses hukum terhadap kasus kliennya, Azis mempercayakan sepenuhnya
kepada penyidik Polrestabes Makassar. Termasuk pelaporan balik tersangka
Adnan Ahmad terhadap Dasrul.
"Klien kami
dan keluarg, baik secara moral, batin, nurani dan hukum siap
menghadapinya. Namun kami berharap, sebagai kuasa hukum dan keluarga
besar PGRI, dalam gelar perkara nanti semua dilibatkan. Supaya titik
awal atau cikal bakal persoalan orang tua dan siswa, yang berujung pada
pemukulan klien kami bisa terungkap secara jelas dan transparan,"
harapnya.
Hal itu penting, menurut Azis,
agar masyarakat bisa memahami bahwa apa yang dilakukan Dasrul murni
sebagai bentuk pendidikan dan teguran kepada anak didiknya.
"Kalau
tindak kejahatan itu kan berangkat dari niat. Ini tidak ada niat untuk
merusak atau menyalahi aturan. Semua yang dilakukan Pak Dasrul itu murni
sebagai bentuk pendidikan atau teguran," terang Azis Pangeran.
Terkait kasus ini, Azis berencana datang kembali menemui penyidik polrestabes guna mengajukan saksi tambahan.
Demikian informasi yang kami sandur dari fajar.co.id mengenai Guru dasrul yang dipukul orang tua siswa menjadi cacat seumur hidupnya..
Post A Comment:
0 comments: