Sungguh miris sekarang nasib para guru karena siswa sudah tidak lagi menghormati gurunya malah banyak kasus siswa menganiaya gurunya, ada yang ditegur sedikut maen lapor ke polisi.


Institusi pendidikan yang seharusnya menjadi tempat mulia, akhir-akhir ini malah mencerminkan hal yang tidak wajar atas beberapa kasus k3k3rasan yang melilit lingkungan intelektual tersebut.
Salah satu kasus yang masih hangat di ingatan kita adalah p3mukul4n yang melibatkan salah seorang tenaga pendidik di Makassar, Dasrul bersama siswanya MAS yang akhirnya bergulir ke jalur hukum.

Kasus yang berhasil menyita perhatian publik tersebut bermula saat MAS tidak memenuhi tugas yang diberikan Dasrul, dan malah membuat onar terhadap teman-teman di kelasnya. Hal tersebut menarik perhatian Dasrul dengan menampar MAS sebagai bentuk teguran.

Merasa tidak terima atas perlakuan gurunya, MAS kemudian melaporkan tindakan Dasrul ke ayahnya, Achmad Adnan. Adnan yang merasa geram perlakuan Dasrul akhirnya memukul bagian hidung Dasrul, mengakibatkan tulang hidungnya bergeser dan harus dioperasi.

Menanggapi potret k3k3rasan yang terjadi pada institusi pendidikan tersebut, Prof Halide selaku pemerhati pendidikan di Sulawesi Selatan (Sulsel) sangat menyayangkan perlakuan orang tua siswa terhadap guru.

"Kita sebagai murid kalau salah mengaku salah, saya sangat tidak setuju atas tindakan orang tua siswa yang memukul guru," tegas Prof Halide kepada MAKASSARTERKINI.com, Senin (29/8/2016).

Prof Halide menambahkan, proses pendidikan pada zaman sekarang sangat berbeda dibandingkan dulu ketika dirinya masih mengenyam dunia pendidikan.

"Kalau orang tua saya dulu, ketika saya bikin kesalahan ancamannya itu selalu begini 'saya lapor gurumu kalau kau nakal'. Jadi dulu itu, kita bukan polisi atau tentara yang ditakuti, melainkan guru. Karena guru menghukum untuk kebaikan," ujarnya.

Selanjutnya, Prof Halide menceritakan pengalamannya saat harus menerima hukuman guru akibat kesalahan yang ia buat.

"Saya itu dua kali dit3mp3leng sama guru. Pertama, pada 1949 saya kebetulan ke sekolah dan menemukan granat. Karena tidak tahu apa granat itu, saya pun ambil dan mainkan. Begitu dilihat kepala sekolah (guru) saya, ia langsung t3mp3leng saya," bebernya.

Prof Halide menuturkan, setelah men4mparnya memarahinya secara keras. "Tahu apa jadinya g3ranat itu kalau dibuang (dilemparkan), berapa orang bisa meninggal dunia," kenangnya.

Sementara, t4mp4ran kedua yang dialaminya sewaktu masih kelas 4 SD. "Dulu selalu apel pagi. Pada saat apel, saya banyak ribut (onar), dan salah seorang guru saya langsung men3mpeleng saya. Saya tidak marah karena itu adalah hukuman dari tindakan (bersalah) saya," tutup Prof Halide.


Semoga ini menjadi renungan kita bersama, untuk lebih menghargai Guru, karena kita bukan apa-apa tanpa Guru.
Axact

Berita PNS Terbaru

Berita dan informasi seputar pns, info lowongan kerja, info cpns, pns, bumn, loker, honorer, menpan terupdate.

Post A Comment:

0 comments: